Minggu, 09 Januari 2011

CINTA SANG PENGAMEN

Hai gadis penumpang angkot, maaf mengganggu, lagi Aku hanya ingin bernyanyi dan minta dibayar Dengan senyumanmu
Setiap hari; Kan kuhirup asap knalpot dan udara kotor Asal bisa menatap bening mata dan bersih hatimu Tak apa paru-paruku Tercemar polutan Asal hatiku terisi bunga-bunga cinta karena melihatmu
Setiap hari; Aku rela terbakar sinar matahari Tapi jangan membakar hatiku dengan sikapmu yang dingin Kulitku semakin hitampun aku ikhlas Asal bisa menyaksikan putihnya paras dan tubuhmu Karena aku telah terbiasa dengan hawa gersang di jalanan Tapi tolong jangan membuatku gerah dengan bersama pria lain
Namun jika kau masih memberiku uang receh Tiap kali aku bernyanyi Kelak akan kukembalikan uang itu Dalam bentuk cincin
Bolehkah kuminta potongan kuku tanganmu dan enam helai rambutmu? Sebagai pengganti pick dan senar gitarku Sumpah Demi Cinta, bukan untuk memeletmu!
Aku memang tak punya motor atau mobil Untuk bisa mengantar jemputmu Tapi aku selalu punya lagu pengantar tidur Dan nada-nada cinta penyambut pagi Jika kau mau menjadikanku suami
Namun bila kau tetap memilih materi Aku ingin memilih cara kematianku sendiri Yakni, ingin ditabrak kendaraan yang kau tumpangi
Karena kengerian yang paling indah hanyalah Mati di tangan orang yang dikasihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar